,

Pangeran Arab Saudi Tutup Usia Setelah 20 Tahun Koma

oleh -18 Dilihat
Pangeran Arab Saudi Khaled bin Talal bersama putranya yang baru saja meninggal dunia.
Pangeran Arab Saudi Khaled bin Talal bersama putranya yang baru saja meninggal dunia.

Pangeran Arab Saudi Al-Waleed bin Khalid bin Talal Al Saud, yang dijuluki Sleeping Prince, akhirnya tutup usia setelah koma selama hampir 20 tahun. Kabar duka ini mengguncang publik, terutama karena kisah tragis sang pangeran yang selama ini dikenal luas sebagai simbol harapan dan keteguhan keluarga kerajaan dalam menghadapi ujian berat. Dari kecelakaan fatal di usia remaja hingga penolakan keluarganya untuk mencabut alat bantu hidup, perjalanan hidup Al-Waleed menyentuh hati banyak orang di seluruh dunia.

Profil Pangeran Al-Waleed bin Khalid

Pangeran Al-Waleed bin Khalid bin Talal Al Saud adalah anggota keluarga kerajaan Arab Saudi yang dikenal luas karena kisah hidupnya yang tragis. Ia merupakan putra dari Pangeran Khalid bin Talal, yang masih berada dalam lingkaran keluarga kerajaan. Meski tidak memegang jabatan resmi, keluarga ini memiliki pengaruh besar dalam berbagai aspek kehidupan di Arab Saudi.

Sejak muda, Al-Waleed dikenal sebagai pribadi yang aktif dan bersemangat dalam dunia militer. Ia dikirim ke luar negeri untuk menempuh pendidikan di akademi militer Inggris, sebagai bagian dari persiapan masa depannya di dunia pertahanan dan pelayanan kerajaan.

Kecelakaan Tragis yang Mengubah Segalanya

Pada tahun 2005, Pangeran Arab Saudi ini mengalami kecelakaan mobil parah di London saat masih berusia 15 tahun. Insiden tersebut mengakibatkan cedera otak traumatis yang parah dan pendarahan internal. Kondisinya dinyatakan dalam keadaan koma dan tak sadar sejak saat itu.

Setelah kecelakaan itu, Pangeran Al-Waleed langsung dibawa ke Arab Saudi dan dirawat di King Abdulaziz Medical City, Riyadh. Ia berada dalam keadaan vegetatif persisten, artinya fungsi dasar tubuhnya masih berjalan, namun kesadarannya tidak pernah pulih.

Menjadi “Sleeping Prince”

Selama bertahun-tahun, Al-Waleed dikenal dunia sebagai “Sleeping Prince” atau sang pangeran tidur. Julukan ini disematkan oleh publik karena kondisinya yang tidak sadar selama hampir dua dekade. Dalam beberapa kesempatan, keluarga mengunggah video yang menunjukkan Pangeran Arab Saudi ini tampak bergerak sedikit—mengangkat jari atau menggerakkan kepala—yang memunculkan harapan, meskipun para dokter menyebut gerakan tersebut sebagai refleks otomatis.

Ayahnya Menolak Mencabut Alat Penopang Hidup

Sikap sang ayah, Pangeran Khalid bin Talal, menjadi perhatian publik. Ia secara tegas menolak saran tim medis untuk mencabut alat bantu hidup anaknya. Menurutnya, hanya Allah yang berhak menentukan kapan kehidupan seseorang berakhir. Ia pun yakin mukjizat bisa saja terjadi kapan saja, bahkan setelah bertahun-tahun.

“Selama jantungnya masih berdetak, maka dia hidup,” ujar Pangeran Khalid dalam sebuah wawancara. Keputusan tersebut menimbulkan perdebatan luas, baik di kalangan masyarakat maupun komunitas medis, tetapi juga dianggap sebagai bentuk cinta dan kesetiaan yang luar biasa dari seorang ayah kepada anaknya.

Berita Duka Setelah 20 Tahun Koma

Setelah hampir 20 tahun koma, kabar duka datang pada 19 Juli 2025. Pangeran Arab Saudi Al-Waleed bin Khalid meninggal dunia pada usia 36 tahun. Keluarga kerajaan menyampaikan berita tersebut melalui pernyataan resmi dan media sosial.

Pemakaman dilangsungkan keesokan harinya, 20 Juli 2025, di Masjid Imam Turki bin Abdullah, Riyadh. Upacara tersebut dihadiri oleh keluarga kerajaan, kerabat dekat, dan tokoh-tokoh penting di Arab Saudi. Meskipun ia tidak pernah menjalani hidup sebagai pangeran aktif, kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi banyak orang.

Baca juga : Menanti Gyokeres di Emirates: Apa yang Menghambat Kepindahan Sang Bintang?

Warisan Emosional Sang Pangeran Arab Saudi

Pangeran Arab Saudi ini mungkin tidak menjalani takdirnya sebagai tokoh publik seperti anggota keluarga kerajaan lainnya, namun kisah hidupnya memberikan pelajaran berharga. Ia menjadi simbol kesabaran, pengorbanan, dan cinta tanpa syarat dari keluarga. Banyak masyarakat yang terinspirasi oleh tekad keluarganya dalam merawatnya, sekalipun tanpa kepastian kesembuhan.

Tragedi ini juga membuka diskusi luas soal etika medis, hak pasien, dan peran keyakinan dalam keputusan hidup dan mati. “Sleeping Prince” meninggalkan warisan emosional yang tidak akan mudah dilupakan oleh rakyat Arab Saudi dan masyarakat dunia.

Reaksi Publik dan Media Sosial

Kabar meninggalnya Pangeran Arab Saudi Al-Waleed bin Khalid bin Talal langsung menyebar luas di media sosial dan berbagai platform berita internasional. Ribuan ucapan belasungkawa membanjiri lini masa, terutama dari rakyat Arab Saudi dan komunitas Timur Tengah yang selama ini mengikuti perkembangan kondisi sang pangeran.

Tagar seperti #SleepingPrince dan #AlWaleedBinKhalid sempat menjadi tren di Twitter dan Instagram. Banyak netizen menyampaikan rasa duka yang mendalam, dan tidak sedikit pula yang memuji keteguhan hati keluarga Al Saud, khususnya sang ayah, atas kesetiaan dan cinta tanpa batas yang ditunjukkan selama dua dekade terakhir.

Media lokal maupun internasional juga menyoroti kembali perjalanan hidup sang Pangeran Arab Saudi, dari masa remajanya yang penuh potensi hingga akhir tragisnya. Beberapa stasiun televisi bahkan menayangkan kembali dokumentasi singkat tentang kondisi dan perjuangan keluarga Al-Waleed, yang dianggap sebagai contoh nyata dari nilai-nilai kasih, harapan, dan keyakinan.

Kisahnya tidak hanya menggugah perasaan, tetapi juga menjadi cerminan kompleksitas antara ilmu kedokteran, moralitas, dan keimanan. Banyak pihak yang kini mengingat Al-Waleed bukan hanya sebagai anggota kerajaan, tapi sebagai simbol dari cinta tak bersyarat dalam kondisi yang paling sulit.