Museum Louvre, salah satu ikon seni dan sejarah paling masyhur di dunia, kembali membuka pintunya untuk publik pada Rabu (22/10). Menyusul penutupan darurat selama tiga hari akibat kasus pencurian bersejarah. Pengunjung menyambut keputusan ini dengan antusiasme luar biasa, yang terbukti dari antrean panjang dan kerumunan yang membludak, seolah insiden spektakuler itu justru menambah daya tarik.
Pekan lalu, perampokan siang bolong yang terorganisir mengejutkan museum yang menjadi rumah bagi lukisan legendaris Mona Lisa itu. Sekelompok pencuri berhasil membawa kabur delapan perhiasan bersejarah. Termasuk tiara dan anting-anting yang dulunya kepunyaan dari Ratu Marie-Amélie dan Permaisuri Eugénie, dari koleksi Permata Mahkota Prancis. Pihak berwenang menaksir nilai kerugian atas koleksi yang hilang mencapai €88 juta, atau setara dengan Rp 1,7 triliun.
Mona Lisa Tetap Jadi Magnet Utama
Meskipun skandal keamanan mengguncang reputasi museum, keramaian pada hari pembukaan kembali menunjukkan bahwa hasrat publik terhadap seni agung tidak luntur. Ribuan pengunjung memadati berbagai area Louvre, terutama Salle des États, tempat lukisan “Mona Lisa“ karya Leonardo da Vinci dipajang.
Dari pantauan, pengunjung berdesak-desakan di belakang barisan keamanan, berusaha mengambil gambar karya seni paling terkenal di dunia itu. Pemandangan ini kontras dengan suasana tegang yang menyelimuti penyelidikan pihak kepolisian Prancis.
“Saya datang jauh-jauh dari New York. Tentu saja, pencurian itu mengerikan, tapi itu tidak akan menghentikan saya untuk melihat sejarah di sini,” ujar seorang turis, Emma. Turis lain dari Inggris mengaku sangat kecewa ketika Louvre tutup mendadak. “Kami sudah merencanakan kunjungan ini sejak lama. Kami lega mereka buka lagi,” katanya.
Galeri Apollo Masih Tertutup
Meskipun pihak museum telah menyatakan sebagian besar museum aman dan membukanya untuk umum. Pihak museum masih menutup rapat Galeri d’Apollon — aula berhias emas tempat pencurian perhiasan terjadi. Ruangan tersebut kini menjadi pusat penyelidikan polisi dan simbol nyata dari aib keamanan yang menimpa museum terbesar di dunia ini.
Pihak berwenang Prancis mengakui bahwa para pencuri melakukan aksi tersebut secara sangat profesional. Dan hanya membutuhkan waktu sekitar empat hingga tujuh menit untuk melarikan diri. Para pelaku menggunakan basket lift dan skuter untuk melakukan aksi kilat mereka, menyoroti adanya kelemahan dalam sistem pengawasan di museum yang tahun lalu menerima sembilan juta pengunjung itu.
Sorotan terhadap Keamanan dan Pemeriksaan Senat
Insiden ini bukan hanya mencoreng citra Louvre, tetapi juga memicu kritik tajam terhadap sistem keamanan museum di seluruh Prancis. Menteri Kebudayaan Prancis, Rachida Dati, secara terbuka mengakui adanya kegagalan pengamanan.
Di hari yang sama dengan pembukaan kembali museum, Senat Prancis menjadwalkan Direktur Museum Louvre, Laurence des Cars, hadir di hadapan mereka. Ia akan menghadapi rentetan pertanyaan dari anggota parlemen mengenai detail insiden, protokol keamanan yang ada, serta rencana perbaikan jangka pendek dan panjang yang akan segera menerapkannya.
Keputusan membuka kembali Louvre secara cepat menunjukkan upaya pihak museum untuk memulihkan operasional dan meyakinkan dunia bahwa, terlepas dari kelemahan yang terekspos, Louvre tetap berkomitmen dalam menjaga koleksi dan melayani pengunjung.
Baca Juga : Paviliun Indonesia Raih Penghargaan di World Expo 2025 Osaka
Para detektif kini bekerja keras, memeriksa rekaman CCTV dari area-area kritis dan jalan raya di luar Paris untuk menelusuri jejak komplotan perampok. Sementara itu, bagi jutaan pengunjung yang kembali memadati museum, Louvre tetap merupakan kuil seni yang tak tertandingi, meskipun kini diselimuti oleh aura misteri dan ketegangan akibat perampokan triliunan rupiah.
