Efisiensi bahan bakar minyak (BBM) merupakan tantangan konstan bagi setiap pemilik kendaraan. Oleh karena itu, di tengah fluktuasi harga energi, menghemat BBM menjadi keharusan. Faktanya, pakar otomotif sepakat bahwa penghematan terbesar bukan bergantung pada jenis mobil mewah atau canggih, melainkan pada kebiasaan individu di balik kemudi dan kesiapan teknis kendaraan. Dengan demikian, modifikasi perilaku berkendara dapat menghasilkan penghematan yang signifikan tanpa mengorbankan waktu tempuh secara drastis.
Mengacu pada prinsip eco-driving, para ahli menyarankan trik-trik berikut untuk memastikan mobil Anda mengonsumsi BBM seefisien mungkin:
1. Stabilitas Kaki Kanan: Jauhi Akselerasi Agresif
Kebiasaan menginjak gas terlalu dalam atau terlalu mendadak (akselerasi agresif) adalah faktor utama pemborosan BBM. Mesin memerlukan supply bahan bakar berlimpah untuk mengatasi perubahan momentum secara tiba-tiba.
-
Trik Pakar: Lakukan akselerasi secara perlahan dan progresif. Hindari mencapai batas kecepatan yang secepat mungkin. Jika mengemudi mobil transmisi manual, segera lakukan perpindahan gigi ke posisi yang lebih tinggi saat putaran mesin (RPM) mencapai puncaknya. Secara umum, jaga agar putaran mesin tetap berada pada rentang yang efisien, biasanya antara 1.500 hingga 2.500 RPM untuk transmisi otomatis.
2. Manfaatkan Momentum: Prediksi Lalu Lintas
Pengemudi yang irit BBM adalah pengemudi yang memiliki pandangan jauh ke depan (anticipatory driving). Setiap kali Anda mengerem, energi yang didapat dari pembakaran BBM terbuang sia-sia sebagai panas.
-
Trik Pakar: Jaga jarak aman dengan kendaraan di depan. Ketika Anda melihat lampu lalu lintas berubah merah atau antrian kendaraan, angkat kaki dari pedal gas lebih awal. Biarkan mobil meluncur (melakukan coasting) atau menggunakan engine braking. Dengan cara ini, pasokan bahan bakar dapat terpotong otomatis (fuel cut-off) pada mobil injeksi modern, membuat konsumsi BBM menjadi nol saat mobil melambat.
3. Hindari Idling yang Lama
Membiarkan mesin menyala dalam keadaan diam (idling) adalah pemborosan yang tidak menghasilkan jarak tempuh. Mobil tetap mengonsumsi bahan bakar, rata-rata 0,5 hingga 1 liter per jam, tergantung kapasitas mesin.
-
Trik Pakar: Matikan mesin Anda jika Anda memperkirakan akan berhenti lebih dari 30 hingga 60 detik. Untuk mobil yang dilengkapi fitur Start-Stop System, biarkan sistem bekerja. Selain menghemat BBM, ini juga mengurangi emisi yang tidak perlu.
4. Pengaruh Tekanan Ban dan Bobot Kendaraan
Kondisi teknis kendaraan juga sangat mempengaruhi efisiensi. Dua faktor yang sering terabaikan adalah tekanan ban dan beban bawaan.
-
Tekanan Ban: Ban yang kurang angin meningkatkan hambatan gulir (rolling resistance), memaksa mesin bekerja lebih keras untuk menjaga kecepatan. Pastikan tekanan ban selalu sesuai dengan standar pabrikan.
-
Bobot Bawaan: Semakin berat beban yang dibawa mobil, semakin besar energi yang dibutuhkan untuk akselerasi. Keluarkan barang-barang tidak penting dari bagasi yang bisa menambah bobot mobil secara signifikan.
5. Optimalisasi Penggunaan Air Conditioner (AC)
Penggunaan AC merupakan beban tambahan yang dipikul oleh mesin, yang berdampak pada konsumsi BBM.
-
Trik Pakar: Gunakan AC seperlunya, bukan pada suhu paling dingin. Saat mengemudi di kecepatan rendah (di bawah 60 km/jam), membuka jendela mungkin lebih efisien. Akan tetapi, saat melaju di kecepatan tinggi (di atas 80 km/jam), menutup jendela dan menggunakan AC pada suhu ideal (bukan full power) justru lebih irit, sebab hambatan aerodinamis akibat jendela terbuka dapat menghabiskan BBM lebih banyak.
Para pakar menyimpulkan, penghematan BBM bukan hanya tugas pabrikan mobil, tetapi tanggung jawab pengemudi. Disiplin dalam eco-driving dan perawatan rutin adalah kunci utama untuk mencapai efisiensi maksimal.
Baca Juga : Upgrade Wajib! 70mai A410 Kini Tanam GPS Internal, Harga Tetap Ramah di Kantong Rp1 Jutaan






