Chief Executive Officer Badan Pengelola Investasi () Daya Anagata (). Yang juga menjabat sebagai Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Rosan Roeslani mengungkapkan bahwa dilema serius kini melanda sektor ketenagakerjaan di Indonesia. Dilema ini muncul dari dua kebutuhan yang saling berbenturan. Kebutuhan menciptakan lapangan kerja melalui investasi masif dan tantangan kualitas Sumber Daya Manusia () yang belum merata.
Menurut Rosan, salah satu cara paling efektif untuk membuka lapangan pekerjaan adalah dengan menarik investasi. Baik dari dalam maupun luar negeri. Namun, ketika investasi tersebut masuk, investor selalu menanyakan kesiapan atau talent pool di Indonesia sebagai kriteria utama.
“Karena untuk investasi masuk salah satu kriterianya yang mereka tanyakan, talent-nya, manusianya siap atau tidak. Nah, ini juga adalah kita bersama, bagaimana kita menyiapkan talent pool kita, kita untuk terus bisa meningkat,” ujar Rosan dalam sebuah acara di , (8/10/2025).
Struktur Tenaga Kerja Indonesia dan Kesenjangan Pendidikan
Rosan menyoroti bahwa lulusan pendidikan dasar mendominasi struktur tenaga kerja Indonesia saat ini. Dari total juta tenaga kerja, data menunjukkan adanya kesenjangan pendidikan yang signifikan:
- Lulusan Sekolah Dasar (): Sekitar –
- Lulusan : Sekitar
- Lulusan : Sekitar
- Lulusan Universitas atau Diploma: Hanya sekitar
Data ini menunjukkan bahwa mayoritas angkatan kerja Indonesia memiliki latar belakang pendidikan formal yang relatif rendah. Rosan menjelaskan bahwa upaya untuk memasukkan seluruh human capital ke jenjang universitas atau diploma akan memakan waktu yang sangat lama (take time).
Solusi Kunci: Pelatihan Vokasi sebagai Prioritas
Mengingat rendahnya persentase lulusan universitas, solusi yang paling rasional dan mendesak untuk menyetarakan kualitas adalah melalui jalur non-formal dan pelatihan keterampilan.
Oleh sebab itu, Rosan menekankan bahwa pendidikan vokasi (vokasional training dan education) menjadi hal yang sangat penting dan wajib diprioritaskan. Program vokasi ini menjadi jalan pintas yang efektif untuk peningkatan kualitas dan kemampuan secara cepat dan terarah.
“Oleh sebab itu program vokasional training menjadi hal yang sangat penting, yang menjadi sekali prioritas dalam kita meng-upscaling, rescaling dari kemampuan sumber daya manusia kita,” pungkas Rosan.
Baca Juga : PT Pertamina Fokus pada Energi Rendah Karbon
Peningkatan upscaling (peningkatan level kompetensi) dan rescaling (pelatihan ulang untuk menyesuaikan dengan kebutuhan industri baru) melalui program vokasi adalah kunci untuk mengatasi dilema tersebut. Dengan menyiapkan talent pool yang terampil dan siap pakai melalui jalur vokasi, Indonesia dapat menarik lebih banyak investasi asing yang mensyaratkan tenaga kerja berkualitas tinggi, sekaligus memaksimalkan momentum bonus demografi yang dimiliki Indonesia saat ini.
