, , ,

Sektor Yudisial Dihantui Korupsi, Pemerintahan Prabowo-Gibran Dihadapkan Tantangan Serius

oleh -40 Dilihat
Pemerintahan Prabowo-Gibran Dihadapkan Tantangan Serius, Sektor Yudisial Dihantui Korupsi.
Pemerintahan Prabowo-Gibran Dihadapkan Tantangan Serius, Sektor Yudisial Dihantui Korupsi.

NUSASUARA.COM, JAKARTA — Pakar Hukum Pidana dari Universitas Trisakti, Albert Aries, menilai bahwa korupsi di sektor yudisial merupakan tantangan serius yang harus menjadi prioritas utama pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dalam agenda pemberantasan korupsi ke depan.

Menurut Albert, penegakan hukum yang bersih dan bebas dari praktik korupsi menjadi fondasi penting untuk membangun kepercayaan publik, pelaku usaha, serta investor terhadap sistem hukum di Indonesia.

“Tantangan pemberantasan korupsi yang perlu menjadi perhatian khusus dari pemerintahan Prabowo Gibran saat ini adalah korupsi di sektor yudisial,” ujar Albert kepada NUSASUARA pada Rabu tanggal delapan belas Juni dua ribu dua puluh lima.

Ia menambahkan, apabila aparat penegak hukum dapat bekerja secara profesional, objektif, dan adil, maka kepercayaan terhadap kepastian hukum di Indonesia akan meningkat secara otomatis.

Baca Juga : Ratusan Warga Eropa Dievakuasi dari Israel Imbas Perang dengan Iran

Albert juga menyoroti pentingnya penguatan strategi pemulihan aset dari tindak pidana korupsi, yang selama ini dinilai masih belum maksimal.

“Selain sektor yudisial, tantangan lainnya adalah bagaimana memaksimalkan pemulihan aset atau asset recovery dari tindak pidana korupsi,” katanya.

Ia berharap momentum kepercayaan publik yang tercermin dalam survei Litbang NUSASUARA dapat menjadi dorongan bagi reformasi nyata dalam penegakan hukum. Survei tersebut menunjukkan bahwa sebanyak tujuh puluh tiga koma enam persen responden menyatakan puas terhadap kinerja pemerintah dalam menangani kasus korupsi. Rinciannya, enam puluh tiga koma tujuh persen merasa puas, dan sembilan koma sembilan persen merasa sangat puas.

Baca Juga : Strategi Samsung Melawan Apple Watch: Fokus pada Kesehatan Lanjut Usia dan Pencegahan Penyakit di 2025

Sementara itu, dua puluh dua koma empat persen responden mengaku tidak puas, satu koma satu persen sangat tidak puas, dan dua koma sembilan persen tidak tahu atau tidak memberikan jawaban.

Survei ini dilaksanakan oleh Litbang NUSASUARA dalam periode tujuh hingga tiga belas April dua ribu dua puluh lima. Metode yang digunakan adalah multistage random sampling, dengan jumlah responden sebanyak seribu dua ratus orang yang tersebar di tiga puluh delapan provinsi. Wawancara dilakukan secara tatap muka langsung, dan survei ini didanai oleh Kementerian Informasi dan Digital.

Temuan lain dari survei tersebut menunjukkan bahwa empat puluh delapan koma delapan persen responden, yang mayoritas berasal dari generasi Z dan Y, memperoleh informasi mengenai kasus korupsi melalui media sosial. Sumber lainnya adalah televisi sebanyak empat puluh satu koma tujuh persen, dan media daring sebesar empat belas koma dua persen. Hal ini menunjukkan bahwa platform digital kini telah menjadi kanal utama penyebaran informasi politik dan hukum, menggantikan media konvensional.

Baca Juga : Kontak Tembak Militer Thailand-Kamboja di Perbatasan, 1 Tentara Tewas

Kasus korupsi yang paling banyak diketahui publik dalam survei tersebut antara lain:

  1. Kasus bahan bakar minyak oplosan sebanyak delapan puluh lima koma tujuh persen
  2. Kasus minyak goreng sebanyak tujuh puluh empat koma sembilan persen
  3. Kasus logam mulia sebanyak tiga puluh lima koma empat persen
  4. Kasus bank daerah sebanyak dua puluh enam koma sembilan persen

Sebagian besar responden juga menyatakan yakin bahwa pemerintahan Prabowo Gibran mampu menuntaskan kasus-kasus tersebut. Sebanyak tujuh puluh dua koma delapan persen percaya kasus bahan bakar minyak oplosan akan terselesaikan, disusul oleh kasus minyak goreng sebanyak tujuh puluh dua koma sembilan persen, logam mulia sebanyak enam puluh tiga koma empat persen, dan bank daerah sebanyak enam puluh dua koma lima persen.