NusaSuara – Sebuah peristiwa tragis mengguncang masyarakat Kota Medan, Sumatera Utara, pada Rabu, 10 Desember 2025. Seorang anak perempuan berusia 12 tahun, yang masih duduk di bangku SMP, di duga menikam ibu kandungnya hingga tewas. Kejadian ini berlangsung di rumah mereka yang terletak di Kecamatan Medan Sunggal. Peristiwa tersebut langsung menjadi perbincangan hangat karena melibatkan kekerasan dalam keluarga yang berujung pada kehilangan nyawa.
Kronologi Kejadian: Awal Mula Terungkapnya Kasus Ini
Kepala Lingkungan V, Kelurahan Tanjung Rejo, Kecamatan Medan Sunggal, Tono, menjadi salah satu orang pertama yang menerima kabar tragis ini. Tono mengungkapkan bahwa ia mendapatkan informasi tentang kejadian tersebut sekitar pukul 05.30 WIB, tepat setelah salat Subuh. Ia mengatakan bahwa pelaku di duga adalah anak kandung korban yang baru berusia 12 tahun.
“Informasi pertama saya terima sekitar setelah Subuh, ada kejadian yang sangat mengerikan. Pelakunya adalah anak SMP, yang masih berusia 12 tahun. Saya mendapat informasi itu dari warga yang melihat kejadian itu langsung,” ujar Tono dengan penuh rasa terkejut saat di hubungi pada Kamis, 11 Desember.
Proses Kronologis: Bagaimana Peristiwa Tragis Ini Terjadi
Kejadian bermula saat korban, FS (ibu korban), tengah tidur di kamar bersama dua putrinya. Kejadian tersebut terjadi di lantai satu rumah mereka, sementara sang suami, yang belakangan di ketahui bernama H (suami korban), berada di lantai dua rumah. Suasana pagi itu tiba-tiba berubah ketika anak pertama mereka yang berusia lebih tua berteriak memanggil ayahnya.
Begitu mendengar teriakan anaknya, H buru-buru turun dari lantai dua. Namun, alangkah terkejutnya ia ketika mendapati istrinya tergeletak bersimbah darah di lantai kamar. Dengan panik, H segera menghubungi ambulans, namun petugas medis yang datang hanya bisa menyatakan bahwa FS sudah tidak bernyawa lagi.
“Anak pertama mereka teriak memanggil ayahnya. Setelah ayahnya turun ke lantai satu, dia mendapati istrinya sudah tergeletak bersimbah darah. Tentu saja ini membuat suaminya panik,” kata Tono menambahkan.
Penemuan Tewasnya FS dan Olah TKP Polisi
Setelah menemukan istrinya dalam kondisi tak bernyawa, H langsung menghubungi ambulans. Namun, ketika ambulans tiba, FS di nyatakan telah meninggal dunia. H kemudian meminta bantuan kepada Tono untuk menghubungi pihak berwajib. Tak lama setelah itu, petugas dari Polsek Medan Sunggal datang untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
“Saya lihat sendiri, ketika saya masuk ke dalam rumah, korban sudah dalam kondisi bersimbah darah. Saya tidak tahu pasti berapa banyak luka tikaman yang ada di tubuhnya,” ujar Tono, yang ikut membantu menghubungi pihak kepolisian.
Petugas kepolisian dari Polsek Medan Sunggal langsung melakukan pemeriksaan dan olah TKP di lokasi kejadian. Sementara itu, tubuh FS dievakuasi oleh Tim Inafis Polrestabes Medan untuk di bawa ke RS Bhayangkara Medan guna menjalani proses autopsi.
Keterangan Suami Korban: Dugaan Penyebab Konflik Kecil yang Berujung Tragis
Berdasarkan keterangan yang di berikan oleh suami korban, di ketahui bahwa sehari sebelumnya, FS sempat memarahi anak pertama mereka. Dugaan sementara menyebutkan bahwa kejadian itu menjadi pemicu ketegangan yang terjadi dalam keluarga tersebut, yang akhirnya memuncak pada tindakan kekerasan oleh anak SMP mereka yang berusia 12 tahun.
“Dari cerita yang saya terima, korban sempat memarahi anak pertama mereka sehari sebelum kejadian. Saya rasa, adiknya (pelaku) merasa tersinggung dengan hal itu,” kata Tono, mengungkapkan keterangan dari suami korban yang tampak sangat terpukul dan tidak dapat memberikan keterangan lebih lanjut.
Dalam keadaan tertekan, H hanya bisa menangis dan berusaha menceritakan situasi yang terjadi, namun jelas bahwa perasaan kehilangan yang mendalam membuatnya kesulitan untuk berbicara lebih banyak.
Proses Autopsi dan Pemeriksaan Lebih Lanjut
Jenazah FS akhirnya di bawa ke RS Bhayangkara Medan pada pukul 08.15 WIB untuk menjalani proses autopsi. Polisi juga telah mengidentifikasi anak SMP perempuan berinisial A (12) sebagai pelaku dan membawanya ke kantor polisi untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
“Saat saya masuk ke rumah, kondisi korban sudah mengenaskan. Petugas langsung melakukan olah TKP, dan A kini telah di bawa ke kantor polisi untuk pemeriksaan lebih lanjut,” jelas Tono.
Baca Juga: Mitos Nomor 13: Asal Usul dan Pengaruhnya
Polisi Terus Dalami Motif dan Penyebab Kejadian
Kasat Reskrim Polrestabes Medan, AKBP Bayu Putro Wijayanto, mengungkapkan bahwa pihak kepolisian masih mendalami kejadian ini untuk mengetahui lebih lanjut mengenai motif dan penyebab peristiwa tersebut. Proses penyelidikan sedang berlangsung untuk mengungkap alasan di balik tindakan kekerasan yang sangat mengejutkan ini.
“Kami masih melakukan pemeriksaan terhadap para saksi dan mendalami motif di balik kejadian ini. Kami akan memastikan bahwa segala proses hukum berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku,” kata AKBP Bayu Putro Wijayanto saat dikonfirmasi terkait perkembangan penyelidikan.
Sebuah Tragedi Keluarga yang Mengguncang
Kejadian ini mengingatkan kita semua akan pentingnya komunikasi yang baik dalam keluarga serta perlunya mengelola emosi dengan bijak. Ketegangan kecil dalam rumah tangga, jika tidak ditangani dengan baik, dapat berujung pada tindakan yang tak terduga. Kasus ini juga menunjukkan bahwa masalah kekerasan dalam rumah tangga harus menjadi perhatian serius semua pihak untuk mencegah kejadian-kejadian serupa di masa depan.
Sampai saat ini, polisi masih bekerja keras untuk memastikan bahwa semua bukti terungkap dan pelaku mendapat proses hukum yang adil. Di sisi lain, keluarga korban tentunya sangat terpukul oleh tragedi yang menimpa mereka, dan masyarakat setempat pun merasakan kedukaan yang mendalam atas kejadian ini.
