Gawat Mi Instan ! Indonesia Kedua Teratas di Dunia, Ini 10 Negara Paling ‘Kecanduan’

oleh
Indonesia

Pencipta di Jepang menemukan mi instan, namun kini makanan kemasan sederhana ini telah menjadi fenomena global yang paling populer. Alasannya jelas: rasanya yang sedap, harganya yang sangat terjangkau, dan cara penyajian yang hanya membutuhkan waktu beberapa menit. Berkat kombinasi faktor ini, mi instan telah menjadi solusi cepat saji yang mumpuni untuk berbagai kalangan di seluruh dunia.

Data terbaru dari World Instant Noodles Association (WINA) mengungkap betapa masifnya konsumsi mi instan secara global. Sekaligus menempatkan sejumlah negara di garis terdepan dalam “kecanduan” hidangan ini. Tingkat konsumsi mi instan yang sangat tinggi menempatkan Indonesia, negara dengan populasi besar dan memiliki budaya makanan instan yang kuat, pada posisi puncak.

Indonesia Amankan Posisi Runner-Up

Indonesia secara mengejutkan—atau mungkin tidak mengherankan bagi para penikmatnya—berhasil menduduki peringkat kedua sebagai negara dengan konsumsi mi instan terbanyak di dunia. Berbagai laporan menunjukkan bahwa konsumsi mi instan di Tanah Air menembus angka miliaran porsi per tahun. Angka yang fantastis ini menunjukkan betapa dalamnya mi instan telah terintegrasi dalam pola makan masyarakat, mulai dari perkotaan hingga pelosok desa.

Meskipun Indonesia berada di posisi runner-up, tingkat konsumsinya masih jauh di bawah pemegang takhta utama. China/Hong Kong memegang teguh peringkat pertama dunia, dan angka konsumsi mereka melampaui gabungan beberapa negara di bawahnya.

Dominasi Asia dalam Daftar Pecandu Mi Instan

China/Hong Kong mengonsumsi mi instan paling banyak di posisi pertama, dan Indonesia mengikuti di peringkat kedua. India menduduki posisi ketiga, dan Vietnam menempati peringkat keempat. Melengkapi lima besar adalah Jepang.

Di paruh bawah daftar 10 besar, terdapat kejutan dengan masuknya Amerika Serikat di posisi keenam, membuktikan popularitas mi instan di luar Asia. Filipina menduduki peringkat ketujuh, dan Korea Selatan mengikutinya di posisi kedelapan. Thailand menempati peringkat kesembilan, sementara Nigeria menutup daftar 10 besar, menunjukkan pasar mi instan yang terus berkembang di Afrika.

Keseimbangan dalam Sepiring Mi Instan

Meskipun mi instan menawarkan kenyamanan tak tertandingi, para ahli gizi sering mengingatkan tentang potensi dampaknya terhadap kesehatan karena kandungan natrium yang tinggi serta kekurangan nutrisi penting seperti serat, vitamin, dan mineral.

Namun, para ahli juga menekankan pentingnya keseimbangan. Konsumsi mi instan harus diimbangi dengan pola makan bergizi. Untuk membuat hidangan ini lebih sehat, para penggemar mi instan disarankan untuk:

  • Tambahkan Sayuran: Masukkan sayur-sayuran segar seperti wortel, jamur, sawi, atau kubis.

  • Suntikan Protein: Tambahkan sumber protein seperti telur, potongan ayam, atau seafood untuk menyeimbangkan nutrisi dan memberikan rasa kenyang yang lebih lama.

  • Kurangi Natrium: Gunakan bumbu penyedap instan hanya setengahnya atau sajikan dengan sedikit kuah kaldu untuk menekan asupan garam.

Dengan penyesuaian sederhana ini, masyarakat Indonesia dapat terus menikmati mi instan favorit mereka tanpa harus mengorbankan kesehatan secara drastis, sembari menjaga posisi Indonesia sebagai salah satu raksasa penikmat mi instan dunia.

Baca Juga : Direktorat Jenderal Pajak Larang Cuti Akhir Tahun