Jakarta – Aktivis perlawanan kulit hitam sekaligus buronan paling di cari oleh FBI, Assata Shakur, meninggal dunia di Havana, Kuba, pada Kamis (25/9/2025). Pemerintah Kuba mengumumkan bahwa wafat karena komplikasi kesehatan yang berkaitan dengan usia lanjut.
Siapa Assata Shakur?
Assata Shakur, yang memiliki nama lahir Joanne Deborah Byron, lahir di New York City pada tahun 1947 (bukan 1974 seperti kesalahan penulisan sebelumnya). Ia kemudian di kenal sebagai Joanne Chesimard, dan menjadi figur penting dalam Black Liberation Army (BLA), sebuah organisasi revolusioner yang memperjuangkan keadilan rasial melalui perlawanan bersenjata.
Shakur juga di kenal sebagai ibu baptis sekaligus bibi tiri dari rapper legendaris Tupac Shakur.
Kasus Penembakan dan Status Buronan
Pada tahun 1973, Assata Shakur terlibat dalam baku tembak dengan polisi di New Jersey Turnpike, yang menyebabkan tewasnya petugas polisi Werner Foerster. Dalam insiden tersebut, Shakur juga mengalami luka tembak dan kemudian di tangkap. Ia di jatuhi hukuman penjara seumur hidup atas keterlibatannya dalam penembakan tersebut.
Namun, Shakur menegaskan bahwa dirinya adalah korban dari kampanye besar-besaran FBI terhadap aktivis kulit hitam yang tergabung dalam gerakan sosial pada era 1960–1970-an, termasuk Black Panthers dan kelompok progresif lainnya. Ia menyebut dirinya di jadikan target sebagai bagian dari program COINTELPRO, inisiatif kontroversial FBI untuk melemahkan kelompok oposisi.
Melarikan Diri dan Menerima Suaka dari Kuba
Pada tahun 1979, saat masih menjalani hukuman, Assata Shakur berhasil melarikan diri dari penjara dengan bantuan simpatisan. Lima tahun kemudian, ia muncul di Kuba, di mana Presiden Fidel Castro memberikan suaka politik. Sejak saat itu, Shakur tinggal di sana sebagai pelarian.
Selama tinggal di Kuba, Shakur menulis otobiografi, tampil dalam film dokumenter, dan secara terbuka mengkritik kebijakan pemerintah Amerika Serikat yang mencoba memulangkannya secara paksa.
Baca Juga: Jurnalis China Zhang Zhan dan Perlunya Dukungan Global
FBI Masukkan Assata Shakur ke Daftar Teroris
Pada tahun 2013, FBI memasukkan Shakur sebagai perempuan pertama dalam daftar teroris paling di cari di Amerika Serikat. Hadiah untuk penangkapannya di naikkan menjadi US$2 juta. Hingga akhir hayatnya, Shakur tetap menjadi simbol perlawanan dan kontroversi bagi publik Amerika dan komunitas internasional.
Kuba Terpecah Terkait Perlindungan Assata Shakur untuk Shakur
Di dalam negeri Kuba, pemberian suaka terhadap Shakur menuai perdebatan. Kelompok anti-Castro mengkritik keputusan tersebut karena di anggap memperburuk hubungan diplomatik Kuba dengan Amerika Serikat. Mereka menilai bahwa tindakan tersebut menempatkan Kuba dalam daftar negara yang di anggap mendukung terorisme oleh Washington.
