NusaSuara— Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Gerindra, Martin Daniel Tumbeleka, mendesak Kepolisian dan BNN membongkar secara menyeluruh jaringan narkoba kelas internasional. Jaringan ini di pimpin Dewi Astutik atau Mami, yang baru saja di tangkap di Kamboja.
Martin menegaskan bahwa Dewi memegang peran sentral dalam sindikat yang menghubungkan pemasok narkotika dari Golden Triangle dan Golden Crescent. Jaringan ini menjangkau jalur distribusi ke Asia Timur dan Asia Tenggara.
Penangkapan Harus Jadi Momentum Pembongkaran Jaringan
Menurut Martin, penangkapan Dewi Astutik tidak boleh berhenti pada satu nama. Ia menilai aparat harus menjadikan momentum ini sebagai titik awal. Hal ini penting untuk membongkar seluruh struktur jaringan, mulai dari pemasok, operator logistik, hingga pihak yang mengelola pencucian uang.
“Penangkapan ini harus memicu pengungkapan mata rantai panjang: siapa pemasoknya, siapa operator lapangan, siapa pencuci dananya, dan siapa pelindungnya. Semuanya harus terbuka,” tegasnya dalam keterangan pers, Rabu (3/12).
Kolaborasi Aparat Diapresiasi
Martin juga memuji langkah sinergis antara BNN, BAIS TNI, dan lembaga penegak hukum lainnya dalam menangkap Mami. Menurutnya, operasi ini menunjukkan bahwa negara tidak gentar menghadapi kartel narkoba lintas negara.
“Pesan utamanya jelas: negara hadir, negara mengejar, dan negara tidak takut menghadapi kartel internasional,” ujarnya.
Sindikat Makin Terstruktur dan Adaptif
Selain itu, Martin meminta pemerintah memperkuat analisis intelijen terhadap pola pergerakan sindikat yang semakin adaptif. Hubungan Dewi Astutik dengan jaringan Fredy Pratama menunjukkan bahwa kelompok kriminal narkotika kini saling terhubung dan saling menopang.
“Ini bukan kelompok kecil. Penegakan hukum harus memutus semua simpulnya, termasuk aliran dana internasional yang menopang operasi mereka,” katanya..
Baca Juga: BYD Racco Dijual di Indonesia? Mobil Listrik Mungil Itu Mungkin Hadir, Tapi Ada ‘PR’ Pasar
Proses Penangkapan Buronan Dewi Astutik
BNN bersama Interpol dan BAIS TNI AD sebelumnya menangkap Dewi Astutik. Dewi terlibat dalam kasus sabu senilai Rp5 triliun di Kamboja pada Senin (1/12). Perempuan berusia 43 tahun ini pernah bekerja sebagai tenaga kerja wanita (TKW) di sejumlah negara Asia. Dia langsung dijemput Kepala BNN, Komjen Suyudi Ario Seto, dan segera diterbangkan ke Jakarta untuk proses hukum lebih lanjut.
