NUSASUARA.COM – Penunjukan Erick Thohir sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Republik Indonesia membawa gelombang optimisme baru di kalangan pegiat dan pemerhati olahraga nasional. Di plomasi olahraga, yang menggunakan soft power melalui ajang olahraga, kini bukan lagi sekadar pelengkap, melainkan instrumen penting dalam hubungan antarnegara.
Erick Thohir: Modalitas Kuat untuk Aksi Global
Salah satu aset terbesar yang di bawa Erick Thohir adalah jaringan internasional yang luas dan teruji. Melalui jaringan ini, Erick Thohir dapat memperkuat pengaruh global.
- Mendukung Pencalonan Event Besar: Kehadiran Erick Thohir memudahkan lobi untuk mendukung Indonesia menjadi tuan rumah kejuaraan besar, seperti Piala Dunia, Asian Games, atau Olimpiade. Ajang-ajang ini adalah etalase paling efektif untuk memamerkan budaya, pariwisata, dan stabilitas negara.
- Meningkatkan Kualitas Tata Kelola: Hubungan dekat dengan federasi internasional memungkinkan adopsi standar tata kelola dan manajemen olahraga kelas dunia. Ini penting untuk memastikan olahraga Indonesia berjalan profesional, transparan, dan bebas dari intervensi yang merugikan.
- Memperkuat Posisi Tawar (Bargaining Power): Dalam isu-isu krusial, seperti sanksi atau regulasi, koneksi pribadi dan institusional Erick Thohir dapat menjadi kunci dalam memediasi dan memperjuangkan kepentingan nasional di forum-forum pengambilan keputusan global.
Kepercayaan dunia internasional terhadap Indonesia di bidang olahraga telah terlihat, salah satunya melalui restu FIFA terkait rangkap jabatannya sebagai Menpora sekaligus Ketua Umum PSSI. Ini menjadi simbol bahwa orang-orang seperti Erick Thohir di pandang mampu menjaga sinergi antara kepentingan nasional dan standar internasional.
Strategi Transformasi Olahraga: Dari Prestasi hingga Industri
Di plomasi olahraga yang sukses harus di dukung oleh prestasi yang gemilang dan ekosistem olahraga yang sehat di dalam negeri. Tanpa fondasi yang kuat, upaya di plomasi hanya akan menjadi kosong. Oleh karena itu, harapan baru di bawah kepemimpinan baru ini juga mencakup transformasi menyeluruh pada sektor kepemudaan dan olahraga. Transformasi ini sangat sesuai dengan visi yang dimiliki oleh Erick Thohir.
Rencana strategis yang diharapkan muncul mencakup:
- Peta Jalan Prestasi Jangka Panjang: Penyusunan peta jalan yang jelas dan berkelanjutan hingga Olimpiade 2028 dan seterusnya. Dengan demikian, audiensi internasional dapat melihat langsung visi Erick Thohir, yang melibatkan audit komprehensif, implementasi sistem merit berbasis data untuk pembinaan atlet, serta dukungan finansial yang terukur dan efisien.
- Sport Industry dan Multiplier Effect: Olahraga harus di lihat sebagai industri yang mampu memberikan dampak ekonomi berlipat ganda (multiplier effect). Pembangunan infrastruktur modern, kemitraan strategis dengan BUMN dan swasta untuk sponsorship, serta pengembangan sport tourism melalui kejuaraan kelas dunia, akan menjadi agenda utama. Hal ini secara langsung memperkuat diplomasi ekonomi Indonesia.
- Pengembangan Kepemudaan dan Wirausaha (Santripreneur): Kemenpora juga mengemban mandat kepemudaan. Tentu, tantangan yang di hadapi tidaklah ringan. Kompleksitas birokrasi di antara puluhan federasi olahraga nasional, serta isu klasik keterbatasan anggaran, memerlukan solusi yang cerdas dan kepemimpinan yang tegas.Konflik kepentingan akibat rangkap jabatan telah di izinkan FIFA. Namun, peran ganda Erick Thohir menuntut transparansi dan akuntabilitas maksimal. Hal ini penting untuk memastikan efektivitasnya di kedua posisi.







