NusaSuara.com – Surabaya, 25 Agustus 2025 – Di balik gemerlap industri rokok Indonesia yang begitu masif, tersimpan banyak kisah unik dan inspiratif. Salah satunya adalah kisah mendiang Surya Wonowidjojo, sang pendiri PT Gudang Garam Tbk. Dijuluki sebagai Raja Rokok ia bukan hanya pebisnis ulung, tetapi juga sosok yang sangat percaya pada intuisi dan petunjuk spiritual. Kisah yang paling terkenal adalah bagaimana ia mengganti nama produk andalannya hanya karena sebuah mimpi.
Nama “Gudang Garam” kini begitu melekat sebagai merek rokok legendaris. Namun, tak banyak yang tahu, nama ini bukanlah nama pertama yang digunakan. Di awal-awal merintis usahanya di Kediri, Jawa Timur, Surya Wonowidjojo sempat menggunakan nama “Perusahaan Rokok Tjap Gudang Garam”. Kata ‘Tjap’ memang populer pada masa itu, tetapi Surya menilai nama tersebut tidak cukup menggugah hatinya.
Mimpi Ajaib dan Petunjuk Nama Surya Wonowidjojo
Menurut cerita yang beredar di kalangan internal perusahaan, pada suatu malam, Surya Wonowidjojo mengalami sebuah mimpi yang sangat nyata. Dalam mimpinya, ia didatangi oleh seorang kakek tua yang bijaksana. Kakek itu berpesan agar Surya menghilangkan kata “Tjap” dari nama perusahaannya. “Gudang Garam” saja sudah cukup kuat dan memiliki makna yang dalam, kata kakek itu dalam mimpi.
Surya Wonowidjojo terbangun dengan perasaan takjub. Ia percaya mimpi itu adalah sebuah petunjuk. Keesokan harinya, tanpa ragu, ia langsung memutuskan untuk mengganti nama perusahaan dan produknya. Nama “Gudang Garam” resmi menjadi identitas tunggal, sebuah nama yang ia yakini akan membawa keberkahan dan kesuksesan.
Keputusan ini terkesan sangat berani, bahkan mungkin irasional bagi sebagian orang. Mengubah nama merek yang sudah akrab di pasaran pada masa itu bukan perkara mudah. Namun, keyakinan Surya terbukti benar. Setelah pergantian nama, penjualan rokoknya meroket tajam. Merek Gudang Garam dengan cepat mendominasi pasar, mengalahkan para pesaingnya. Perusahaan yang ia bangun dari nol pada tahun 1958 ini tumbuh menjadi salah satu produsen rokok terbesar di dunia.
Surya Wonowidjojo Filosofi di Balik Nama “Gudang Garam”
Pemilihan nama “Gudang Garam” sendiri juga memiliki cerita unik. Nama ini terinspirasi dari sebuah gudang penyimpanan garam di dekat stasiun kereta api di Kediri yang sering ia lewati. Gudang itu memiliki dua pilar besar di depannya. Pemandangan gudang garam tersebut selalu membangkitkan inspirasi bagi Surya Wonowidjojo. Ia melihatnya sebagai simbol kesederhanaan, kekuatan, dan fondasi yang kokoh.
Nama tersebut ia aplikasikan pada rokok klobot dan sigaret kretek produksinya. Produk perdana yang ia luncurkan hadir dengan nama Sigaret Kretek Klobot (SKL). Tak lama setelahnya, ia mulai memproduksi Sigaret Kretek Tangan (SKT) yang menjadi produk andalan hingga kini.
Baca Juga : Royalti Musik di Indonesia: 5 Musisi Terkenal Bebaskan Itu!
Kisah Surya Wonowidjojo dan pergantian nama produknya membuktikan bahwa keputusan besar dalam bisnis tidak selalu lahir dari data dan analisis pasar. Intuisi, keyakinan, dan bahkan petunjuk spiritual bisa menjadi faktor penentu kesuksesan. Bagi keluarga besar Gudang Garam, kisah ini bukan sekadar mitos, melainkan bagian dari sejarah yang mengajarkan pentingnya keberanian dan kepercayaan pada diri sendiri.
Meskipun Surya Wonowidjojo telah wafat pada tahun 2008, warisan dan filosofi bisnisnya terus hidup. Generasi kedua dan ketiga kini memimpin PT Gudang Garam Tbk. Generasi kedua dan ketiga kini memimpin PT Gudang Garam Tbk. dengan tekad melanjutkan warisan pendirinya. Dengan menjaga tradisi rokok berkualitas tinggi dan nilai-nilai luhur sejak awal, mereka menapaki perjalanan panjang dari sebuah gudang tua sederhana hingga menjelma menjadi mimpi besar yang mengubah segalanya.
