Dua YouTuber bersaudara, Muhammad Jannah alias Bigmo dan Adimas Firdaus alias Resbobb. Mendatangi Bareskrim Mabes Polri di Jakarta pada Jumat (19/9/2025). Mereka datang bukan untuk menjalani pemeriksaan, melainkan untuk menghadiri sesi mediasi terkait laporan yang Nurul Azizah Rosiade atau Azizah Salsha layangkan. Laporan ini bermula dari konten yang mereka unggah di media sosial, yang membuat tuduhan serius dan merugikan nama baik Azizah. Pihak YouTuber mengambil langkah mediasi ini sebagai upaya mencari jalan damai dan menghindari proses hukum yang berlarut-larut.
Kenapa Resbobb dan Bigmo Bisa Berakhir di Polri
Kasus ini mencuat ke publik setelah pihak Azizah Salsha, yang merupakan putri dari anggota DPR RI Andre Rosiade, melaporkan kedua YouTuber tersebut ke polisi pada 12 Agustus 2025. Bigmo dan Resbobb mengunggah video di YouTube dan TikTok. Setelah video itu beredar, laporan ini pun dilayangkan. Dalam video tersebut, mereka melontarkan tuduhan yang sangat menyudutkan Azizah Salsha. Resbobb, misalnya, menuduh Azizah berselingkuh saat masih berstatus sebagai istri dari pesepakbola timnas Pratama Arhan. Sementara itu, Bigmo bahkan menuduh Azizah melakukan hubungan badan dengan mantan kekasihnya.
Tuduhan-tuduhan yang tidak memiliki dasar kuat tersebut sontak memicu kemarahan dari pihak Azizah. Keluarga merasa nama baik mereka tercemar, dan mereka menilai tuduhan tersebut sebagai fitnah yang keji. Sebagai respons atas tuduhan tersebut, Azizah Salsha melalui kuasa hukumnya, tidak tinggal diam. Mereka memilih jalur hukum untuk mencari keadilan dan memberikan pelajaran bagi para pembuat konten agar lebih bijak dalam menyebarkan informasi di media sosial.
Kedatangan Bigmo dan Resbobb ke Bareskrim Mabes Polri menunjukkan keseriusan mereka untuk menyelesaikan masalah ini secara damai. Mereka berharap pihak Azizah Salsha dapat menerima tawaran mediasi dan bersedia mencabut laporannya. Kuasa hukum dari kedua YouTuber tersebut menyatakan bahwa kliennya menyesali perbuatannya dan ingin menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan. Mereka juga menggarisbawahi pentingnya mediasi sebagai alternatif penyelesaian sengketa, terutama dalam kasus-kasus yang berkaitan dengan pencemaran nama baik di media sosial.
Niat Baik Dari Resbobb dan Bigmo
“Kami datang ke sini dengan niat baik. “Klien kami sudah menyadari kesalahan mereka,” kata salah satu perwakilan kuasa hukum Bigmo dan Resbobb saat ditemui di Mabes Polri. Mereka berharap bisa menyelesaikan masalah ini dengan mediasi.” Namun, hingga saat ini belum ada konfirmasi apakah pihak Azizah Salsha akan hadir dan bersedia untuk berdamai. Kehadiran mereka dalam sesi mediasi menjadi kunci apakah kasus ini dapat berakhir damai atau harus berlanjut ke meja hijau.
Situasi ini menjadi pengingat bagi para konten kreator dan pengguna media sosial tentang bahaya penyebaran informasi yang tidak terverifikasi. Kebebasan berpendapat di ruang digital memiliki batas dan tanggung jawab, terutama ketika melibatkan nama baik seseorang. Laporan hukum yang Azizah Salsha ajukan menjadi preseden penting bahwa tuduhan atau fitnah di media sosial dapat berujung pada konsekuensi hukum yang serius.
Baca Juga : Djamari Chaniago Menggantikan Budi Gunawan Menko Polkam
Kasus antara Bigmo, Resbobb, dan Azizah Salsha ini juga menunjukkan peran penting institusi kepolisian dalam memfasilitasi mediasi sebagai jalur alternatif penyelesaian sengketa. Mediasi bisa menjadi jembatan untuk mencapai kesepakatan damai antara kedua belah pihak, sehingga tidak perlu membuang waktu, energi, dan biaya untuk proses hukum yang panjang.
Semua pihak kini menanti kelanjutan dari kasus ini. Semua pertanyaan itu, apakah mediasi berhasil dan laporan dicabut, ataukah proses hukum tetap berjalan, ada pada keputusan yang akan diambil oleh Azizah Salsha dan tim kuasa hukumnya. Hingga saat ini, mereka belum memberikan pernyataan resmi mengenai kesediaan mereka untuk berdamai.







