Texas Instruments (TI), raksasa chip komputer, mengumumkan investasi $60 miliar yang ambisius di Amerika Serikat. Langkah monumental ini datang di tengah tekanan dari Presiden Donald Trump untuk meningkatkan manufaktur teknologi di dalam negeri dan menandai babak baru dalam upaya AS memperkuat dominasi di industri semikonduktor global.
Washington D.C. — Raksasa chip komputer, Texas Instruments (TI), mengumumkan rencana investasi lebih dari $60 miliar (£44,74 miliar) di Amerika Serikat. Pengumuman ini muncul di tengah desakan kuat dari Presiden Donald Trump agar perusahaan teknologi besar meningkatkan operasi manufaktur di dalam negeri, sebagai bagian dari strategi yang lebih luas untuk memperkuat rantai pasokan domestik dan mengurangi ketergantungan pada produsen asing.
Texas Instruments menyatakan niatnya untuk membangun atau memperluas tujuh fasilitas pembuatan chip di tiga lokasi berbeda di Texas dan Utah. Proyek ekspansi ini diperkirakan akan menciptakan 60.000 lapangan pekerjaan baru, sebuah dorongan signifikan bagi perekonomian lokal dan nasional. Meskipun jadwal terperinci untuk investasi ini belum diungkapkan oleh perusahaan, skala komitmen finansial ini menegaskan besarnya ambisi Texas Instruments dalam mengembangkan kapasitas manufaktur semikonduktor di AS.
Investasi Terbesar dalam Sejarah Manufaktur Semikonduktor AS
Perusahaan yang berpusat di Dallas ini dengan bangga menggambarkan langkah tersebut sebagai “investasi terbesar dalam manufaktur semikonduktor mendasar dalam sejarah AS.” Pernyataan ini tidak hanya menyoroti skala investasi Texas Instruments, tetapi juga menekankan pentingnya langkah ini dalam konteks industri semikonduktor global yang sangat kompetitif. Ini mengikuti pengumuman serupa dari perusahaan manufaktur semikonduktor terkemuka lainnya, termasuk Micron, yang minggu lalu mengumumkan peningkatan rencana pengeluarannya di AS menjadi $200 miliar. Gelombang investasi ini menandakan pergeseran strategis dalam industri chip, dengan banyak pemain kunci kini memprioritaskan ekspansi di tanah Amerika.
Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick, menyambut baik langkah Texas Instruments. Dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu, ia mengatakan, “Presiden Trump telah menjadikannya prioritas untuk meningkatkan manufaktur semikonduktor di Amerika. Kemitraan kami dengan Texas Instruments akan mendukung produksi chip AS selama beberapa dekade mendatang.” Pernyataan ini menggarisbawahi upaya kolaboratif antara pemerintah dan sektor swasta untuk mencapai tujuan keamanan ekonomi dan nasional.
Menenangkan Tekanan Politik dan Subsidi Pemerintah
Seperti beberapa perusahaan lain yang mengumumkan janji pengeluaran besar, pengumuman Texas Instruments ini mencakup dana yang sebenarnya sudah dialokasikan untuk pembangunan atau perluasan fasilitas. Beberapa analis melihat pengumuman pengeluaran besar tersebut sebagai upaya strategis untuk menenangkan Presiden Trump, yang telah berulang kali mengancam akan membatalkan Undang-Undang CHIPS dan Sains senilai $52,7 miliar.
Undang-Undang ini, yang diperkenalkan oleh pendahulunya, Joe Biden, dirancang untuk mendukung penelitian, pengembangan, dan manufaktur semikonduktor di AS. Pada bulan Desember lalu, pemerintahan Biden telah menyelesaikan subsidi $1,6 miliar untuk Texas Instruments setelah perusahaan tersebut mengumumkan rencana untuk berinvestasi setidaknya $18 miliar untuk membangun tiga fasilitas baru. Potensi tarif baru pada impor semikonduktor yang diperingatkan oleh Trump juga menjadi faktor pendorong bagi perusahaan-perusahaan untuk memperkuat operasi domestik mereka. Tekanan politik ini jelas menjadi katalisator bagi investasi besar ini.
Keunikan Texas Instruments dalam Industri Chip
Berbeda dengan perusahaan chip kecerdasan buatan seperti Nvidia, Texas Instruments berfokus pada produksi apa yang disebut chip dasar atau “analog chips.” Chip ini merupakan komponen fundamental yang digunakan di berbagai perangkat elektronik, mulai dari telepon pintar, peralatan rumah tangga, hingga mobil dan infrastruktur industri. Peran Texas Instruments sangat penting dalam menyediakan blok bangunan dasar yang memungkinkan teknologi modern berfungsi.
Saat ini, Texas Instruments mengoperasikan 15 lokasi manufaktur di seluruh dunia, termasuk fasilitas di AS dan Asia. Pelanggan globalnya mencakup nama-nama besar seperti Apple, perusahaan roket milik Elon Musk, SpaceX, dan raksasa industri otomotif Ford. Keberadaan global ini memungkinkan Texas Instruments untuk melayani pasar yang luas, namun fokus pada ekspansi domestik menunjukkan pergeseran prioritas strategis di tengah dinamika geopolitik dan ekonomi.
Persaingan dan Tantangan di Masa Depan
Namun, Texas Instruments menghadapi persaingan yang semakin ketat dari produsen Tiongkok yang memproduksi chip kelas bawah ini. Peningkatan kemampuan manufaktur chip di Tiongkok telah menciptakan tantangan baru bagi produsen Barat. Oleh karena itu, investasi besar-besaran di AS tidak hanya bertujuan untuk memenuhi permintaan domestik atau menanggapi tekanan politik, tetapi juga untuk memperkuat posisi kompetitif Texas Instruments dalam jangka panjang. Dengan meningkatkan kapasitas produksi dan inovasi di dalam negeri, Texas Instruments berharap dapat mempertahankan keunggulannya dan mengurangi risiko yang terkait dengan ketidakstabilan rantai pasokan global.
Investasi ini juga dapat dilihat sebagai bagian dari tren yang lebih besar di mana perusahaan-perusahaan teknologi besar berupaya mengurangi kerentanan terhadap gangguan rantai pasokan dan ketegangan perdagangan. Dengan membangun lebih banyak fasilitas di AS, Texas Instruments tidak hanya menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kemampuan manufaktur nasional, tetapi juga berkontribusi pada strategi ketahanan ekonomi yang lebih luas bagi Amerika Serikat. Kesuksesan investasi ini akan sangat bergantung pada implementasi yang efisien, ketersediaan tenaga kerja terampil, dan dukungan kebijakan yang berkelanjutan dari pemerintah. Ini adalah langkah maju yang signifikan dalam upaya AS untuk mengamankan masa depannya di garis depan inovasi teknologi.